Rabu, 22 Juni 2011

SEMBILAN LANGKAH DALAM MENTRANSFER PERUSAHAAN


Oleh:  Nyoman Marpa



Banyak orang tua kebingungan kepada siapa perusahaannya akan diserahkan. Baik kepemilikan maupun kepemimpinan. Tidak semua perusahaan beruntung memiliki pewaris yang mengerti kehendak orang tua. Pewaris yang memiliki kemampuan serta kemauan untuk meneruskan perusahaan. Pewaris yang mengerti bahwa hanya salah satu dari mereka yang akan menjadi pimpinan puncak, sementara yang lainnya wajib mendukung usaha untuk meneruskan dan mengembangkan perusahaan. Demikian juga tidak semua perusahaan beruntung mempunyai pemilik yang mengerti keinginan dari para pewaris. Pemilik yang dapat memilih secara tepat kepada siapa dan bagaimana perusahaan sebaiknya diserahkan. Inilah persoalan utama dalam transfer kepemilikan dan kendali perusahaan keluarga. Ini pula yang membuat hanya sedikit perusahaan yang mampu melewatinya.

Transfer perusahaan tidak dapat dilakukan dengan tergesa-gesa, tidak seperti datang ke notaris, melakukan perubahan kepemilikan dan kepengurusan, lalu selesai. Transfer perusahaan harus dilakukan secara evolusi melalui tahapan-tahapan yang secara sistematis dan terencana yang akan membawa perusahaan kepada transisi yang halus dan berkelanjutan.

Ada sembilan langkah atau tahapan yang harus dilalui agar transisi dapat berjalan dengan baik, setiap langkah harus dilalui dan diselesaikan. Apa langkah-langkah itu? Langkah pertama, setiap anggota keluarga terlebih dahulu menyadari tantangan utama perusahaan keluarga adalah bahwa harmonisasi keluarga dan kesuksesan perusahaan seringkali tidak berjalan seiring dan seringkali menimbulkan konflik. Langkah kedua, menjadi keluarga pembelajar atau a learning family, yakni keluarga yang selalu fokus pada pengembangan kemampuan berorganisasi dan peningkatan efektifitas keluarga di dalam perusahaan. Langkah ketiga, membangun kesamaan visi diantara semua anggota keluarga serta membentuk team yang terdiri dari anggota keluarga. Kesamaan visi ini akan menjadi dasar bersama ke arah mana perusahaan akan bergerak dan bagaimana  setiap anggota keluarga berkontribusi. Langkah keempat, membangun komunikasi dan kemampuan penyelesaian konflik antar anggota keluarga, membangun satu dewan keluarga yang menjadi wadah dalam penyelesaian isu-isu penting serta membangun saling kepercayaan sesama anggota keluarga.

Langkah kelima adalah dimulainya pembagian kewenangan lintas generasi, pada tahapan ini pemilik dan pewaris bersama-sama berbagi kewenangan dalam mengelola perusahaan, yang menjadi tanda secara konkrit pemilik secara perlahan memberikan kepercayaan kepada para pewaris untuk mengambilalih pengelolaan perusahaan. Langkah keenam yakni membuat strategi dan perencanaan perusahaan yang sudah disesuaikan dengan visi kedepan dari keluarga. Ini yang dikenal dengan aligning the family and the business strategy. Berikutnya pada langkah ketujuh membuat tatakelola keluarga dan tata kelola perusahaan yang baik, dengan melibatkan anggota keluarga dan semua unsure di dalam perusahaan.

Setelah tujuh langkah tersebut, dan setelah adanya tata kelola keluarga dan tata kelola perusahaan yang baik, barulah kemudian perusahaan menjalankan langkah kedelapan, yakni mentransfer kepemilikan dan pengendalian perusahaan dari orang tua kepada pewaris. Dengan transfer tersebut, maka proses suksesi perusahaan telah selesai dengan baik.

Tahapan terakhir, tahapan ke sembilan, yakni orang tua memberikan pelayanan kepada perusahaan dengan membagi pengalaman, memberikan konsultasi serta mengingatkan kepada pewaris mengenai nilai-nilai dan visi keluarga yang harus tetap dijunjung di dalam setiap kebijakan perusahaan.

Dengan sembilan langkah tersebut, yang dijalankan secara tersistem dan konsisten, maka transfer kepemilikan dan kendali perusahaan keluarga akan berjalan dengan baik. Perusahaan keluarga akan dapat berkembang secara berkesinambungan dari generasi ke generasi.

Penulis adalah Chairman the Center for Family Business Studies *Tulisan ini telah diterbitkan pada Harian Sinar Harapan tanggal 21 Juni 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar